Melakukan Riset Terkait Perusahaan Investasi dan Produknya
Sebelum berinvestasi perlu untuk melakukan riset baik pada perusahaan maupun produk investasinya. Pastikan perusahaan tersebut memiliki reputasi yang baik.
Pengelolaan Dana yang Tidak Transparan
Pengelolaan dana investasi sudah seharusnya transparan. Jika pengelola tidak memberikan data yang jelas maka perlu untuk mewaspadai. Sejak awal perlu menanyakan terkait bagaimana penggunaan dana investasi tersebut.
Sekarang ini, investasi seolah telah menjadi bagian dari gaya hidup. Tren investasi yang dapat dipantau melalui aplikasi digital tentunya memudahkan para investor maupun para calon investor yang hendak belajar hal ini.
Sayangnya, tren tersebut justru dimanfaatkan oleh orang-orang jahat yang mengeksploitasi ketidaktahuan masyarakat awam tentang investasi. Alhasil, muncullah investasi bodong yang selalu menjanjikan keuntungan fantastis dalam waktu singkat.
Apa itu investasi singkat? Yuk kenali ciri-ciri dan cara menghindarinya!
Skema Ruang Recovery/Pemulihan
Penipu akan mengatakan bahwa mereka akan membantu mendapatkan uang yang hilang dari skema investasi lainnya. Namun mereka ingin agar investor membayar lebih dulu. Setelah pembayaran tersebut maka mereka tak melakukan apa-apa.
Tidak Memiliki Izin yang Jelas
Perusahaan yang mengelola investasi harus memiliki izin yang jelas. Sebelumnya bisa lebih dulu memeriksa apakah perusahaan tersebut sudah terdaftar dengan legal atau tidak.
Cara Menghindari Investasi Bodong
Semua orang tentunya tak ingin tertipu terkait investasi. Apalagi jika menyangkut uang dalam jumlah besar. Kerugian kadang juga tak hanya terkait materi saja. Ini bisa juga membuat orang tertekan secara mental karena tertipu. Agar tak mudah terperdaya, berikut beberapa cara menghindari penipuan investasi.
Tidak Memiliki Produk dan Usaha yang Jelas
Investasi sudah seharusnya memiliki produk yang jelas misalnya saham, reksa dana, properti, emas, dan lain-lain. Jika jenis produknya tak jelas maka perlu mewaspadai agar tidak tertipu. Kalaupun ada produknya tetap penting untuk memeriksanya apakah memang benar dan berizin. Kadang ada yang menawarkan investasi untuk produk atau usaha yang baru. Ini juga berisiko karena belum terjamin untung ruginya.
Ciri-ciri Investasi Bodong
Sebenarnya setiap orang bisa menghindari agar tidak mengalami penipuan. Begitu juga dengan penipuan berupa investasi dengan memberikan sejumlah dana. Agar tak mudah tertipu, ada baiknya mengetahui ciri-ciri dari penipuan investasi ini. Apa saja ciri-cirinya? Berikut penjelasannya.
Investasi Bodong Adalah
Istilah investasi bodong merujuk pada penipuan dalam hal penanaman modal khususnya dari organisasi tidak resmi. Biasanya, penipuan investasi bodong ini akan meminta korbannya mentransferkan uang sebagai langkah awal penanaman modal bisnis. Segala janji tentang keuntungan besar dari penanaman modal ini supaya korban tergoda.
Tentu saja, modal bisnis dan keuntungan fantastis yang dijanjikan tersebut tidak pernah ada. Meskipun demikian, kasus investasi bodong masih saja terjadi di kalangan masyarakat awam.
Investasi bodong ini akan ditawarkan melalui berbagai cara. Mulai dari SMS, e-mail, hingga iklan website. Mirisnya, tak jarang penipuan ini mencatut nama lembaga-lembaga resmi supaya tampak meyakinkan.
Singkatnya, kedok penipuan investasi bodong ini akan mengelabui korbannya dengan janji keuntungan besar dalam waktu yang relatif singkat. Padahal, investasi itu tidak bisa langsung untung begitu saja. Perlu proses panjang untuk mencapainya.
Baca Juga: Donny Salmanan - Affiliator Trading Ilegal Dibui 4 Tahun
Koperasi Bodong Skema Ponzi
Praktik koperasi bodong Skema Ponzi pernah ramai terjadi di Indonesia pada tahun 1990-an, dan hingga sekarang pun masih menuai banyak korban. Ciri utama dari koperasi bodong skema Ponzi ini adalah selalu menjanjikan produk investasi dengan keuntungan besar dalam waktu singkat saja, bahkan tanpa risiko apapun.
Produk investasi pada skema ini tidak jelas dan biasanya justru milik luar negeri. Alhasil, pengembalian dana pun macet di tengah jalan. Kasus ini masih ramai sebab selalu mendatangkan figur tokoh agama maupun tokoh masyarakat sebagai calon investornya.
Setidaknya, ada 8 perusahaan yang memberikan iming-iming investasi bodong dengan Skema Ponzi, yakni:
Setidaknya, sudah ada 5 kasus investasi bodong yang menggunakan robot trading. Robot trading ini berupa sistem perdagangan otomatis yang biasanya dalam bentuk platform maupun aplikasi trading. Sebut saja ada kauss DNA Pro, ATG, Fahrenheit, Net89, Viral Blast, dan lainnya.
Modus penipuan investasi bodong ini bermacam-macam. Salah satunya adalah dengan berpura-pura menjadi pusat pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya. Setelah itu, para anggota akan diminta melakukan trading. Kasus-kasus ini memakan uang korban hingga miliaran rupiah.
Para ibu-ibu biasanya menjadi korban jebakan investasi bodong dengan konsep arisan ini. Keuntungan yang ditawarkan tentu sangat besar, mulai dari 10-80% setiap bulannya. Padahal jika menabung dan deposito di bank saja, keuntungan hanya sekitar 1-2% setiap tahunnya.
Seiring berjalannya waktu, penipuan investasi bodong berkonsep arisan ini tidak hanya dengan modus uang saja. Ada yang berkedok emas, properti, aset berharga (rumah, kendaraan, tanah), dana ibadah haji, dan investasi modal.
Teknik penipuan ini juga semakin berkembang, khususnya melalui aplikasi chat seperti WhatsApp dan Telegram.