Prasasti Padang Roco
Prasasti Padang Roco-kompas-
Prasasti Padang Roco diperkirakan dibuat pada tahun 1286 Masehi dan ditemukan di Siguntur, Sumatera Barat. Prasasti ini menceritakan mengenai pengiriman sebuah arca yakni arca Amoghapasa. Arca ini merupakan hadiah dari Raja Singasari.
Arca Amoghapasa-republika-
Arca Amoghapasa juga termasuk menjadi peninggalan Kerajaan Singasari karena ini merupakan hadiah dari Kerajaan Singasari kepada Raja Melayu. Arca ini diberikan sebagai hadiah dan cerita mengenai pemindahannya dituliskan dalam Prasasti Padang Roco.
Kerajaan Melayu menjadi salah satu bukti kejayaan beberapa kerajaan di Nusantara pada masa lampau. Kerajaan ini pada masa kejayaanya menguasai seluruh Pulau Sumatra bahkan bisa memperluas kekuasaannya sampai ke Pulau Jawa.
Bukti kekuatan politik dan ekonomi kerajaan ini juga dibuktikan dengan banyaknya peninggalan sejarah yang ditinggalkan dan masih bisa diakses hingga saat ini. Meskipun kerajaan ini tinggal sejarah, namun ceritanya tetap menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.
tirto.id - Dalam kisah Mahabharata, istilah Pandawa Lima dipakai untuk menjuluki tokoh pewayangan yang merupakan lima putra Raja Hastinapura, nama raja tersebut adalah Pandu.
Urutan nama anak Pandu yang dimaksud berawal dari Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Para putra Pandu ini lahir dari dua ibu yang berbeda, yakni Kunti dan Madri. Anak yang lahir dari rahim Kunti berurutan meliputi Yudistira, Bima, dan Arjuna. Sedangkan yang dilahirkan Madri, ada Nakula sebagai anak pertama dan Sadewa sebagai anak keduanya.
Berikut ini urutan Pandawa Lima beserta watak-wataknya:
Kelima orang dalam daftar di atas dikisahkan sebagai tokoh protagonis yang melawan tokoh antagonis.
Sedangkan tokoh antagonisnya, terdiri dari anak-anak Dretarasta (disebut Kurawa) yang sebenarnya masih sedarah dengan Pandu.
Perang antara Pandawa dengan Kurawa tersebut dikenal sebagai Perang Barathayudha. Hal yang menjadi pemicu peperangan adalah ambisi para Kurawa yang ingin menguasai Hastinapura.
Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa Tallo adalah kerajaan Islam yang berdiri di Kabupaten Sulawesi Selatan.
Kerajaan Gowa Tallo merupakan penggabungan dua kerajaan di Makassar, dengan ibu kota kerajaan di Somab Opu.
Puncak kejayaan Kerajaan Gowa Tallo pada masa pemerintahan Sultan Hassanuddin pada tahun 1653 hingga 1669.
Kerajaan ternate adalah kerajaan Islam terkuat di Maluku, yang masih berdiri hingga saat ini.
Kerajaan didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257 masehi. Pada saat itu kerajaan bernama Kerajaan Gapi yang belum bercorak Islam.
Agama Islam baru menyebar di Ternate pada abad ke-14 dan keluarga kerajaan mulai memeluk Islam pada masa pemerintahan Raja Marhum pada tahun 1432 hingga 1486 M.
Puncak Kejayaan Kerajaan Ternate pada masa pemerintahan Sultan Baabulah.
Baca juga: Peninggalan Sejarah dari Kerajaan Ternate dan Kerajaan Mataram
Kerajaan Tidore adalah kerajaan Islam di Maluku. Awalnya, kerajaan Tidore memiliki ikatan kerja sama dengan Kerajaan Ternate.
Kerajaan Tidore berdiri pada abad ke 11 dan baru bercorak Islam pada akhir abad ke-15.
Pada perkembanganya, masing-masing membuat persekutuan dan kerja sama dagang masing-masing.
Puncak kejayaan Kerajaan Tidore pada masa pemerintahan Sultan Nuku pada abad ke-18.
(Penulis: Widya Lestari Ningsih | Editor: Nibras Nada Nailufar)
DailySports.ID - Kerajaan Melayu menjadi salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Nusantara. Kerajaan yang satu ini masuk pada peradaban awal kerajaan di Nusantara. Menurut catatan sejarah, kerajaan ini terletak di Pulau Sumatra.
Informasi yang tepat tentang kerajaan ini akan dibahas lengkap di artikel ini. Mulai dari sejarah, nama-nama rajanya, peninggalan sejarah hingga masa kejayaannya. Kamu bisa menemukan jawaban mengenai kerajaan kuno yang satu ini sebagai salah satu kerajaan yang ada di Nusantara.
Asal Kerajaan dan Wilayah yang Dipimpin Pandawa Lima
Mengacu pada asal orang tua Pandawa Lima, asal kerajaan mereka adalah Hastinapura. Di kerajaan tersebut, para Pandawa Lima yang masih kecil hidup bersama para kurawa kecil.
Setelah beranjak dewasa, Kurawa berusaha mengambil tahta Hastinapura (sering disebut Astina).
Tentunya, hal tersebut tidak didiamkan begitu saja oleh Pandawa Lima. Dalam wiracarita Mahabharata, mereka bertempur dalam Perang Bharatayudha dan lokasinya berlangsung di Kurukshetra.
Pertempuran tersebut berlangsung selama delapan belas hari dengan kemenangan berhasil diraih pihak Pandawa. Pada dasarnya, kelima anak Pandu ini memiliki wilayah kepemimpinannya masing-masing.
Berikut ini daftar nama kerajaan atau wilayah yang dipimpin oleh kelimanya:
Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
Salah satu pemimpin yang wajib diketahui adalah Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa karena ia merupakan pemimpin pertama dari kerajaan ini. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa memimpin pada tahun 1183 sampai dengan akhir 1285.
Menurut peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa merupakan salah satu raja dari Kerajaan Sriwijaya sebelum mengalami keruntuhan dan berubah menjadi Kerajaan Melayu. Bisa dikatakan Kerajaan Sriwijaya merupakan asal usul dari kerajaan ini.
Pada masa itu, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran hingga runtuh kemudian berdiri kembali dengan nama yang berbeda. Sehingga Raja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa tercatat jugas sebagai Raja Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa.
Letak Kerajaan Tarumanegara berada di antara Sungai Citarum dan Cisadane.
Kerajaan Tarumanegara berdiri pada abad ke-4 hingga ke-7 Masehi.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara berada pada masa pemerintahan Raja Purnawarman yang berkuasa pada tahun 395-434 Masehi.
Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Tarumanegara mempu menguasai 48 kerajaan daerah.
Prasasti Kebon Kopi, salah satu dari tujuh prasasti bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara.
Kerajaan Kalingga adalah kerajaan Buddha yang terletak di Jepara, Jawa Tengah.
Kerajaan Kalingga berdiri pada abad ke-6 hingga abad ke-7.
Kerajaan tersebut mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Ratu Shima yang berkuasa antara tahun 674-695 Masehi.
Masa Kejayaan Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu memiliki masa kejayaan ketika berdiri sama dengan beberapa kerajaan lainnya seperti Kerajaan Tidore. Kerajaan ini mencapai masa kejayaannya pada masa kepemimpinan Adityawarman dan pusat kekuasaan berada di hulu Batanghari.
Semasa kepemimpinan Raja Adityawarman, kerajaan ini banyak menghasilkan kerajinan dengan bahan dasar emas seperti kalung, arca, lempengan emas, dan lain sebagainya. Dari jual beli emas inilah kerajaan ini mencapai masa kejayaannya.
Kerajaan Mataram Hindu
Kerajaan Mataram Hindu atau Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah.
Kerajaan Mataram Hindu berdiri pada tahun 732 Masehi oleh Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Raja yang terkenal adalah Dyah Balitung.
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Buddha yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7.
Baca juga: Kerajaan Sriwijaya: Pusat Perdagangan dan Penyebaran Agama Buddha
Letak Kerajaan Sriwijaya di tepian Sungai Musi, wilayah Palembang, Sumatera Selatan.
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa yang berkuasa pada abad ke-9.
Pada masa kejayaannya, Kerajaan Sriwijaya mengontrol perdagangan pada jalur utama Selat Malaka dan wilayah kekuasaannya, yang meliputi Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Jawa.
Kerajaan Medang adalah kerajaan Hindu di Jawa Timur yang didirikan oleh Mpu Sendok pada abad ke-10 Masehi.
Kerajaan Medang merupakan kelanjutan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Medang.
Kerajaan Kahuripan adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Jawa Timur.
Kerajaan Kahuripan diririkan oleh Prabu Airlangga pada tahun 1019, sebagai kelanjutan Kerajaan Medang.
Prabu Airlangga menjadi satu-satunya raja yang pernah berkuasa, Kerajaan Kahuripan berumur sangat pendek, yaitu 1019-1049 Masehi.
Kerajaan Kediri adalah kerajaan Hindu dengan pusat di Dahanapura, Kediri, Jawa Timur. Lokasi Kerajaan Kediri di tepi Sungai Berantas.
Kerajaan Kediri berdiri pada tahun 1045 masehi atau abad ke-11 dengan raja pertama Sri Samarawijaya.
Baca juga: Mengapa Kerajaan Singasari Melakukan Ekspedisi Pamalayu?
Puncak kekuasaan Kerajaan Kediri berada di bawah kepemimpinan Raja Jayabaya (1135-1159 masehi).
Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, bidang sastra berkembang pesat. Wilayah kekuasaannya mencapai seluruh Nusantara bahkan mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Singasari adalah kerajaan Hindu-Buddha di Jawa Timur, letak Kerajaan Singasari di daerah Singasari, Malang,
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang juga merupakan raja pertama yang bergelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi pada tahun 1222 Masehi.
Puncak kejayaan Kerajaan Singasari pada masa pemerintahan Raja Kertanegara, yang berkuasa antara tahun 1272-1292 masehi.
Pada masa kekuasaannya, wilayah Kerajaan Singasari mencapai Bali, Sunda, sebagian Kalimantan dan sebagian Sumatera.
Candi Kidal di Malang yang merupakan peninggalan Kerajaan Singasari.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Indonesia, yang berdiri pada abad ke-13 hingga abad ke-16.
Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 Masehi oleh Raden Wijaya, yang juga merupakan raja pertama.
Raja yang terkenal adalah Hayam Wuruk. Kerajaan Majapahit juga memiliki patih yang terkenal karena Sumpah Palapa bernama Gajah Mada.
Nama Raja-Raja Kerajaan Melayu
Selain membahas mengenai seorang Raja yang membawa kerajaannya mencapai masa kejayaan, tentunya masih ada beberapa raja lainnya dari kerajaan ini yang wajib dibahas dan diketahui. Berikut pembahasan lengkapnya.
Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali
Kerajaan Melayu berdiri selama berabad-abad sebagaimana kerajaan lain seperti Kerajaan Pajajaran atau Kerajaan Gowa Tallo sehingga ada banyak raja yang memimpin. Salah satu raja yang memimpin kerajaan ini adalah Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali.
Raja Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali memimpin pada tahun 1347 sampai dengan 1375 Masehi. Pada masa kepemimpinannya pusat pemerintahan dipindahkan ke Pagaruyung.
Raja berikutnya adalah Ananggawarman yang memimpin pada tahun 1375 sampai dengan 1417 Masehi. Menurut peninggalan Kerajaan Majapahit, Gadjah Mada datang ke kerajaan ini untuk menaklukan Nusantara.
Karena desakan dan serangan terus menerus datang dan menyerang, maka pada masa kepemimpinan Raja Ananggawarman sudah tidak bisa mempertahankan kedaulatan kerajaan ini. Sehingga Kerajaan Melayu mengalami keruntuhan.
Saat berjaya atau berdiri, banyak kerajaan yang meninggalkan peninggalan sejarah seperti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Sama halnya dengan Kerajaan Melayu, kerajaan ini juga memiliki banyak peninggalan sejarah yang sampai saat ini digunakan sebagai sumber sejarah.
Prasasti Grahi-umilara blogspot-
Peninggalan pertama yang sampai saat ini masih bisa diakses adalah Prasasti Grahi. Prasasti ini mencatat peristiwa Raja Dharmasraya kepada Bupati Grahi yang bernama Mahasenapati Galamai untuk membuat sebuah arca Budha.
Dituliskan juga kemudian Bupati Grahi langsung melaksanakan perintah tersebut dengan mengirimkan Mraten Sri Nano untuk membuat sebuah arca Budha.
Prasasti Kuburajo-kompas-
Prasasti menjadi salah satu peninggalan yang paling sering dibuat seperti peninggalan Kerajaan Demak yang banyak berbentuk prasasti, kerajaan ini juga meninggalkan sebuah prasasti. Prasasti tersebut dinamakan Prasasti Kuburajo.
Prasasti ini ditemukan pada tahun 1877 Masehi di Kubu Rajo, Sumatera Barat. Prasasti ini berisikan pujian kepada Raja Adityawarman yang membawa kerajaan ini menuju masa kejayaannya. Prasasti Kuburajo ditulis dalam Bahasa Sansekerta.
Prasasti Suruaso-dictio-
Prasasti Suruaso menjadi peninggalan selanjutnya dan berisikan mengenai cerita bahwa Raja Adityawarman sudah berhasil menyelesaikan pembangunan saluran air. Pembangunan saluran air ini sudah dimulai ketika raja sebelumnya yakni Srimat Sri Akarendrawan.
Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
Raja yang akan dibahas berikutnya adalah Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa yang memimpin pada tahun 1286 hingga 1316 Masehi. Selama masa kepemimpinan Raja Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa kerajaan ini bisa memperluas kekuasaanya.
Bahkan, Raja Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa selama masa kepemimpinannya bisa memperluas kekuasaan hingga masuk ke Pulau Jawa. Cerita mengenai kepemimpinan Raja Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa dibahas dalam Prasasti Padang Roco.
Raja selanjutnya adalah Akarendrawarman yang memimpin pada tahun 1316 sampai dengan 1347 Masehi. Selama masa pemerintahan Raja Akarendrawarman, letak pusat pemerintahan kerajaan dipindahkan dari Dharmasraya ke Suruaso.
Selama masa kepemimpinan Raja Akarendrawarman banyak pembangunan infrastruktur untuk semakin memajukan pertanian salah satunya membangun saluran pengairan. Saluran pengairan ini sangat bermanfaat bagi keberhasilan pertanian masyarakat.
Sektor pertanian pada masa itu menjadi aspek penting untuk perekonomian masyarakat. Namun, hingga menyelesaikan masa kepemimpinannya, pembangunan saluran air ini belum selesai hingga akhirnya diselesaikan oleh raja berikutnya yakni Raja Adityawarman.